Android merupakan sistem operasi yang dikembangkan untuk perangkat mobileberbasis
Linux. Pada awalnya sistem operasi ini dikembangkan oleh Android Inc. yang
kemudian dibeli oleh Google pada tahun 2005. Dalam usaha mengembangkan Android,
pada tahun 2007 dibentuklah Open Handset Alliance (OHA), sebuah konsorsium dari
beberapa perusahaan, yaitu Texas Instruments, Broadcom Corporation, Google,
HTC, Intel, LG, Marvell Technology Group, Motorola, Nvidia, QualComm, Samsung
Electronics, Sprint Nextel, dan T-Mobile dengan tujuan untuk mengembangkan
standar terbuka untuk perangkatmobile. Pada tanggal 9 desember 2008,
diumumkan bahwa 14 anggota baru akan bergabung untuk proyek Android, yaitu
PacketVideo, ARM Holdings, Atheros Communications, Asustek Computer Inc, Garmin
Ltd, Softbank, Sony Ericsson, Toshiba Corp, dan Vodafone Group Plc.
Handset berbasis Android pertama kali masuk Indonesia sekitar dua
tahun yang lalu dengan harga yang relatif mahal dan produknya juga masih
langka. Saat ini keadaannya sudah berbalik 180 derajat. Baik vendor lokal
maupun luar telah berani memasarkan berbagai macam handset berbasis
Android dengan harga dan jenis yang bervariasi, mulai dari yang low end (dibawah
Rp 1 juta) hingga yang high end(diatas Rp 5 juta). Saat ini, handset Android
yang beredar di Indonesia sangat bervariasi, mulai dari Android versi 1.1,
Android versi 1.5 (Cupcake), Android versi 1.6 (Donut), Android versi 2.0/2.1
(Éclair), Android versi 2.2 (Froyo), Android versi 2.3 (Gingerbread), Android
versi 3.0/3.1 (Honeycomb) dan yang teranyar Android versi 4.0 (Ice Cream).
Namun, fenomena yang paling jelas terlihat sekarang ini adalah handset Android
yang berharga murah dengan kualitas yang baik. Dengan beredarnya handset murah
berbasis Android maka semakin banyak konsumen kelas menengah ke bawah yang
memiliki kesempatan untuk mencoba berbagai teknologi baru yang disediakan oleh
Android.
Handset Android dengan semua daya tariknya itu sangat berpotensi
‘menggusur’ pasar telepon selular yang telah mapan di Indonesia. Tidak mustahil
bila dalam waktu dekat, Android akan menjadi handset ‘penguasa’
di Indonesia. Hal ini tentu saja membuka peluang baru bagi para pengembang
aplikasi mobile yang ingin menargetkan penjualan aplikasi
kepada pasar lokal. Ditambah dengan dukungan sistem pembayaran aplikasi
berbayar serta berbagai jenis jasa mobile advertisingyang tersedia,
para pengembang aplikasi mempunyai banyak pilihan untuk menjual aplikasi
Android yang mereka kembangkan. Kesempatan untuk menghasilkan pemasukan dari
mengembangkan aplikasi Android pun semakin terbuka lebar bagi para pengembang
lokal. Salah satu kesempatan baik yang bisa dimanfaatkan untuk menjual dan
memperkenalkan karya mereka ke dunia luar adalah dengan mengikuti berbagai
kompetisi. Dengan mengikuti kompetisi, para pengembang aplikasi Android lokal
bisa memanfaatkan momentum untuk membuat dan memasarkan aplikasi mereka ke
pasar yang lebih luas. Yang dibutuhkan hanyalah kemauan, kerja keras, dan
kreatifitas, sehingga momentum ini bisa dioptimalkan demi kemajuan industri
digital Indonesia. Dengan realita seperti ini, tidak berlebihan jika kita
mengatakan prospek perkembangan Android di Indonesia sangat luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar